Sabtu, 31 Desember 2011

Toponimi Dusun Belimbing (Pasuruan)



Toponim (toponym) berasal dari dua kata : topos dan nym (nim), topos artinya permukaan dan nym artinya nama. Adapun topografi (grafi dari grafos) adalah gambaran permukaan, yaitu permukaan bumi atau rupa bumi. Beberapa istilah topografi daratan dan topografi dasar lautan, topografi bumi, topografi bulan atau planet. Sehingga dapat dikatakan bahwa  toponym adalah nama unsur topografi atau nama unsur rupa bumi, atau dengan kata lain toponymy (toponimi) adalah ilmu tentang penamaan unsur rupabumi atau totalitas dari toponim dalam suatu region. Toponimi juga dapat diartikan sebagai cabang onomastica yaitu ilmu yang mempelajari tentang asal-usul dan arti nama.
Hal-hal yang mempengaruhi toponim atau nama-nama geografi di suatu tempat akan sangat dipengaruhi oleh masyarakat yang bermukim di daerah tersebut. Nama-nama tempat telah ada sejak dulu dan secara turun-temurun diturunkan pada generasi selanjutnya, baik dalam dokumen yang tercatat dengan baik ataupun hanya melalui folklore saja. Umumnya masyarakat tradisional akan memberikan nama-nama tempat berdasarkan beberapa hal :
a.       Sejarah
Suatu tempat yang memiliki nilai dan kesan mendalam pada suatu komunitas masyarakat akan dikenang dan diabadikan melalui nama yang mengingatkan mereka pada kejadian tersebut.
b.      Legenda
Adapun nama-nama tempat yang berasal dari suatu legenda atau cerita rakyat yang berkembang di masyarakat. Legenda ini diceritakan secara turun-temurun dan terkadang menjadi identitas suatu masyarakat sehingga nama tempat akan sangat terkait dengan masyarakat yang bermukim di daerah tersebut. Misalnya legenda yang Tangkuban Perahu di Bandung, Jawa Barat.
c.       Fenomena alam yang spesifik
Fenomena alam atau karakteristik alam yang spesifik juga dapat menjadikan suatu daerah memiliki nama yang unik. Masyarakat tradisional yang terkesan dengan fenomena akan cenderung memberikan nama yang mencirikan daerah tersebut.
 
Letak geografis wilayah Daerah Tingkat II Kabupaten Pasuruan berada pada posisi sangat strategis yaitu jalur regional juga jalur utama perekonomian Surabaya – Malang dan Surabaya– Banyuwangi.
Hal tersebut menguntungkan dalam pengembangan ekonomi dan membuka peluang infestasi di Kabupaten Pasuruan. Kabupaten Pasuruan mempunyai luas wilayah 147.401,50 Ha (3,13 % luas Propinsi Jawa Timur) terdiri dari 24 Kecamatan, 24 Kelurahan, 341 Desa dan 1.694 Pedukuhan. 

    
Sejarah Dusun Blimbing
Masyarakat Blimbing banyak yang tidak mengetahui tentang asal mula susun ini dinamai Dusun Blimbing. Hal ini dikarenakan sudah banyaknya tokoh masyarakat atau petua desa yang meninggal. Dan kurangnya adanya penyampaian informasi secara turun-temurun kepada generasi saat ini.
Namun sebagian besar penduduk Desun Blimbing mengira bahwa dahulu banyak tumbuhan Buah Belimbing di Desa bulusari sehingga pada saat pembabatan alas wilayah tersebut diberi nama Dusun Blimbing.

   Batas Administrasi :
1.       Sebelah utara berbatasan dengan Dusun Kendran dan Sukci.
2.       Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sumber Pandan, dimana batasnya berupa jalan Wirabumi dan Sungai Belimbing
3.       Sebelah Barat berbatasan dengan Dusun Jurang Pelen berupa curah dan jalan Dusun Blimbing.
4.       Sebelah timur berbatasan dengan Dusun pakem batasnya berupa sungai.
   Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Di dusun Blimbing  jumlahnya mencapai 995 jiwa.

 Potensi Dusun Blimbing:
1.       Di dusun ini terdapat jalur masuk pintu sertu tetapi jalur masuk ini sangat tidak layak untuk dilewati karena jalan tersebut rusak parah menyebabkan debu sehingga para pejalan terkena polusi.
2.       Pabrik baut di dusun ini bisa dijadikan mata pencaharian bagi warga dusun Belimbing. Mengingat banyak sekali warga dusun tersebut menjadi buruh pasir yang penghasilan sangat minim.
3.       Dusun belimbing mempunyai banyak sawah. Sawah tersebut bisa di tanami dengan bibit-bibit unggul sehingga bisa menghasilkan padi yang berkualitas dan nisa di ekspor ke internasional.
4.       Dusun blimbing memiliki Tambak ikan yang letaknya paling belakang di desa ini dan berbatasan dengan sungai Pakem. Tempat ini biasanya dijadikan tempat pemancingan ikan oleh penduduk sekitar.
5.       Terdapat Pabrik Royal fisher yang sudah tidak berproduksi lagi. Dulunya Pabrik ini memproduksi Udang. Akibat harga Udang yang mahal dan biaya produksi yang membengkak ehigga pabrik ini bangkrut dan tidak beroperasi lagi.
 Rekomendasi
1.    Sebaiknya jalur masuk ini di perbaiki agar tidak mengganggu kesehatan warga setempat.
2. Pabrik di dusun blimbing perlu ditingkatkan karena sebagai salah satu alternatif mata pencaharian penduduk. Serta untuk meningkatkan perekonomian penduduk setempat khususnya Desa Bulusari.
3.   Banyaknya sawah di dusun blimbing dapat dijadikan salah satu alternatif peningkatan hasil produksi petanian. Sehingga diharapkan dapat dilakukan swasembada pangan untuk dusun tersebut dan dapat dikembangkan hingga ke dusun-dusun sekitarnya.
4.   Tambak Yang ada di dusun Blimbing dapat dimanfaatkan untuk pengelolahan ikan yang lebih besar lagi, karena untuk mendapatkan air bersih di daerah itu mudah. Selain itu ikan hasil tambak dapat dijual ke dusun atau desa sekitar.
5.   Pabrik Royal fisher yang bangkrut sesungguhnya daat dikelolah dan dijadikan tempat atau gudang untuk membuka usaha sendiri dari masyarakat Dusun Blimbing sehingga tidak menutup kemungkinan untuk menambah perekonomian Dusen tersebut.

Gambar-gambar saat di lapangan.












b